Tegallinggah
memiliki tradisi yang unik, seperti tradisi demokrasi. Seperti turun-temurun,
desa Tegallinggah memiliki penduduk sekitar 4000 jiwa, yang adanya kesepakatan
tak tertulis yang menyatakan bahwa kepala desa dijabat secara bergantian antara
umat Islam dan umat Hindu, serta penduduknya yang hampir seimbang (40% Islam).
Pelaksanaan kesepakatan itupun unik, apabila dalam satu periode kepala desa
dijabat oleh umat Hindu, maka wakil kepala desanya diserahkan kepada umat
Islam. Periode selanjutnya, giliran umat islam yang mengajukan calon kepala
desa, sedangkan umat Hindu mengajukan calon wakil kepala desa.
Jadi, dalam pemilihan kepala
desa itu, masyarakat diberi paket calon kepala desa beragama Islam dan wakil
beragama Hindu. Kalaupun, misalnya ada tiga paket, maka setiap paket pastilah
terdiri dari calon kepala desa beragama Islam dan wakilnya dari beragama Hindu,
atau sebaliknya. Karena Tegallinggah dalam sejarahnya dibangun secara
bersama-sama oleh masyarakat Hindu dan Islam. Masyarakat Hindu datang secara
bergelombang dari desa-desa sekitar, sedangkan masyarakat muslim pada saat yang
hampir bersamaan, sebagian datang dari desa pegayaman dan sebagian lagi
merupakan pemukiman bugis.
Kedua kelompok masyarakat
ini membangun sebuah kebersamaan secara turun-temurun dan tinggal bersama dalam
tiga dusun (banjar) yakni Dusun Tegallinggah, Dusun Mundukkunci, dan Dusun
Gunungsari. Adat istiadat di desa Tegallinggah dibangun berdasarkan pemahaman
yang intens antar kedua pemeluk agama. Masyarakat Hindu dapat melaksanakan
segala bentuk adat dan budaya mereka dengan aman, begitu juga dengan masyarakat
muslim.
Desa Tegallinggah salah satu
bentuk kebersamaan yang sangat ideal bagi sebuah permukiman dengan penduduk
yang heterogen. Setiap orang dan kelompok masyarakat menghormati perbedaan yang
ada di sekelilingnya tanpa larut ke dalamnya, dan juga tanpa usaha untuk
menyeragamkan perbedaan itu. Namun, ada banyak hal yang mereka sepakati sebagai
agenda bersama seperti keamanan desa, administrasi desa, dll. Sehingga belum
pernah terjadi perselisihan yang cukup gawat di desa Tegallinggah. Hampir semua
persoalan dapat mereka selesaikan dalam musyawarah desa dengan semangat kebersamaan
dalam perbedaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar