Rabu, 26 Desember 2012

Pemanfaatan Air Sungai



            Tuhan yang maha kuasa telah menciptakan alam semesta untuk dijaga dan di rawat, karena Jika tidak dijaga dan dirawat penghijauan-penghijauan yang ada di alam ini akan menjadi kurang indah untuk dilihat. Penghijauan yang begitu indah dapat memberikan kesejukan mata bila dipandangnya serta dapat menenangkan pikiran. Sungguh beruntung masyarakat Tegallinggah masih mempunyai alam yang begitu menakjubkan, seperti masih adanya sungai yang airnya begitu bersih dan jernih serta masih banyak penghijauan yang ada di sekitarnya.
            Masyarakat Tegallinggah dapat memanfaatkan air sungai tersebut untuk hidup. Diantaranya, dapat dimanfaatkan untuk mandi, mencuci, minum, dan lain sebagainya. Sungai tersebut berdiri sejak zaman dahulu, sebelum ada jepang menjajah ke Indonesia, yang dalamnya sekitar kurang lebih 15 meter, dan di dalamnya memiliki batu-batuan yang begitu besar, sehingga masyarakat Tegallinggah begitu nyaman untuk mandi, mencuci dan lain sebagainya serta bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena adanya sungai tersebut.
Beberapa masyarakat Tegallinggah diantaranya yang bernama Ibu Misnah, Ibu Hajar, dan Dadong Cek Amsikah, mandi sekaligus mencuci pakaian di sungai. "Sungai ini merupakan bagian dari hidup kami, jika tidak ada sungai ini mungkin kami serta masyarakat lainnya tidak bisa hidup" ungkapnya.
Dong Cek amsikah (69 tahun) salah satu masyarakat Tegallinggah setiap pagi dan sore hari rutin kesungai untuk mandi sekaligus mencuci pakaian. Sambil mencuci ia menceritakan bahwa di sungai tersebut ada satu batu yang sangat besar berbentuk perahu, yang tingginya kira-kira kurang lebih 4 meter dan lebarnya 10 meter. "Memang batu tersebut sudah ada sejak zaman penjajahan jepang, seiring berjalannya waktu batu tersebut lama-kelamaan tumbuh besar, sehingga masyarakat Tegallinggah mengatakan bahwa batu tersebut hidup sampai sekarang" ceritanya.
Kendala yang dialami selama mandi di sungai yaitu masalah cuaca dan jarak ke sungai (sekitar 15 meter). Jika cuacanya mendung serta hujan deras, sungai tersebut belabar serta banyak sekali kotoran-kotoran yang ada di sungai, sehingga menyebabkan air sungai yang begitu jernih menjadi kotor, "maklumlah nak masyarakat yang ada di Tegallinggah ini selalu membuang sampah ke sungai," ungkapnya serius.
Diakhir pembicaraan kami sempat bercanda, tanpa sadar menanyakan apakah Dong Cek berkeinginan untuk membuat eskalator, agar tidak capek berjalan ke sungai? Jawabannya sungguh menakjubkan "saya tidak mau, lebih baik berjalan dari pada menggunakan eskalator. Karena, dengan kita berjalan tubuh kita menjadi sehat" ungkapnya tegas. Kini Dong Cek Amsikah hanya bisa berharap bahwa sungai yang ada sejak zaman dahulu  ini bisa dilestarikan, dirawat dan dijaga.

1 komentar: